Menjadi orang yang jujur, apalagi pada zaman sekarang ini pastilah
sangat sulit. Tetapi kejujuran selalu berbuah manis, meski pada awalnya
dan di dalam prosesnya mendapat banyak rintangan. Banyak
orang di sekitar kita, baik teman maupun lawan suka berbohong demi
menutupi kekurangan diri, mungkin pada saat itu, kebohongan tersebut
terlihat indah tapi pasti waktunya tidak akan lama. Maka jujurlah
terhadap diri sendiri, jujurlah terhadap teman, dan yang paling penting
jujurlah pada Tuhan. Hidup dengan kejujuran akan membuat langkah kita
menjadi lebih mudah..
Cerita inspirasi "Calon Raja"
Pada
suatu hari di jaman dulu, hidup seorang raja yang sudah tua. Umurnya
kira-kira 75 tahun. Raja itu memang memiliki banyak isteri, namun tidak
ada satupun dari istri-istrinya mampu memberinya keturunan untuk
meneruskan dinasti kerajaan.
Padahal saat itu raja sudah lelah,
ia ingin segera beristirahat dari tahtanya. Akhirnya sang raja
memutuskan untuk memilih salah satu dari anak muda di kerajaan untuk
meneruskan tahtanya.
Raja segera mengeluarkan pengumuman kepada
seluruh pemuda di kerajaannya untuk berkumpul di halaman istana untuk
dipilih menjadi raja. Sekonyong-konyong ratusan anak muda langsung
berkumpul di halaman istana tersebut. Tak terkecuali Ali, pemuda itu
juga turut berdiri berdesak-desakan diantara pemuda lain untuk mengikuti
kompetisi itu.
“Aku akan memilih salah satu dari kalian untuk menjadi penggantiku !”. Raja berseru.
“Tetapi sebelumnya, aku akan menilai kalian semua, aku akan membagi kepada kalian satu buah biji per orang.”
“Aku
ingin kalian menanam dan merawat biji itu selama satu tahun, dan
bawalah kembali padaku, aku ingin tahu apa yang dapat kalian tumbuhkan
dari biji itu.” Raja melanjutkan.
“Hanya mereka yang mampu menumbuhkan tanaman terbaiklah yang akan aku pilih sebagai raja.”
Setelah
berkata demikian, para punggawa kerajaan segera membagi-bagikan biji
itu kesemua pemuda yang hadir. Ali juga mendapat satu buah biji, dan
segera pulang untuk menanam biji itu.
Ali berkata dengan bangga pada
ibunya bahwa ia telah turut serta dalam kompetisi itu, dan ibunya pun
juga terlihat sangat menyetujui keputusan anaknya itu. Ali lalu
mengambil sebuah pot yang tidak terpakai di belakang rumah, memberinya
tanah tersubur, lalu membenamkan biji itu ke dalamnya.
Tiap hari,
Ali dan ibunya menyirami pot itu. beberapa minggu kemudian Ali pergi ke
rumah teman-temannya untuk melihat biji yang ditanam oleh mereka. Ali
melihat biji milik teman-temannya mulai tumbuh, bahkan ada yang sudah
mengeluarkan beberapa lembar daun. Berbeda dengan biji milik Ali, biji
itu belum tumbuh sama sekali, walaupun sudah ditanam selama 2 minggu.
Dua
bulan telah berlalu, dan keadaan di pot milik Ali tidak berubah. Biji
itu belum tumbuh sama sekali. Tetapi Ali tidak menyerah, ia tetap
merawat pot itu dengan menyiraminya tiap hari. Teman-teman Ali pun mulai
mengetahui hal tersebut, dan mereka mulai mentertawakan Ali.
Akhirnya
satu tahun pun berlalu. Seluruh pemuda yang mengikuti kompetisi itu pun
datang beramai-ramai ke halaman istana. Mereka masing-masing membawa
tanaman di dalam pot. Sangat indah dan subur tanaman-tanaman mereka,
bahkan beberapa diantaranya telah berbunga.
Tetapi berbeda dengan
milik Ali, potnya tidak berubah. Tidak ada apapun yang tumbuh di pot
itu. Ali pun mulai putus asa, dan mengambil keputusan untuk tidak
kembali menghadap raja.
“Jangan begitu nak.” Kata ibunya, “Kamu sudah
berniat mengikuti kompetisi itu, sudah selayaknya kamu juga
menyelesaikannya, tidak masalah jika pot itu masih kosong, toh raja juga
tidak akan menghukum kamu kok.”
Dengan berbagai bujuk rayu dari ibunya, akhirnya Ali bersedia membawa pot yang cuma berisi tanah itu menghadap raja.
Di sepanjang jalan, para pemuda mentertawainya. Tetapi Ali mencoba tidak perduli dan jalan terus.
Akhirnya,
ratusan pemuda itu semua telah berkumpul di halaman istana. Raja segera
turun dari singgasananya dan mencoba memeriksa pot-pot yang dibawa
pemuda itu satu per satu. Raja itu berjalan hilir mudik di antara
pot-pot yang dipegang oleh para pemuda itu beberapa kali, seolah-olah
sedang mencari sesuatu.
Akhirnya raja berdiri tepat di hadapan Ali. Ali gemetaran, karena dia memang belum pernah berhadapan dengan raja sebelumnya.
“Siapa namamu? dan ada apa dengan potmu, kenapa tidak ada tanamannya sama sekali?” Tanya sang raja.
“Maaf
baginda.” Ali menjawab, “Nama saya Ali. Hamba sudah berusaha, tetapi
kenyataannya memang begini, bibit ini tidak mau tumbuh sama sekali,
padahal saya sudah menyiraminya tiap hari.” Para pemuda di sekitarnya
saling tertawa cekikikan mendengar jawaban Ali.
“Kalo begitu,
kamu maju ke depan dengan saya!” Perintah sang raja. Sambil ketakutan
karena khawatir dihukum, Ali maju ke depan beriringan dengan sang raja.
Para pemuda sekitarnya masih tertawa cekikikan melihat wajah Ali yang
pucat bagai mayat.
“Aku umumkan kepada kalian semua..” Raja
berseru di depan ratusan pemuda itu. “Aku umumkan bahwa mulai besok
pagi, seorang pemuda – yang bernama Ali – yang saat ini berdiri
disampingku – akan menggantikan kedudukanku menjadi Raja!”
Semua pemuda itu heran, terutama Ali sendiri, ia kaget setengah mati mendengar keputusan sang raja.
“Kalian
tahu kenapa?” Raja melanjutkan, “Satu tahun yang lalu aku sebenarnya
hanya memberi sebuah biji mandul kepada masing-masing kalian. Semua biji
itu sudah dipotong bakal tunasnya oleh seorang pengawalku, sehingga
tidak mungkin dapat tumbuh menjadi sebatang pohon. Sehingga saya menarik
kesimpulan, bahwa apa yang kalian bawa ke hadapanku itu bukanlah
tanaman yang tumbuh dari biji yang aku berikan. Kalian semua telah
menukarnya dengan biji lain agar bisa tumbuh.”
“Kecuali dengan
anak muda ini.” Raja berkata dengan tersenyum bangga. “Ali telah berani
jujur padaku, ia berani mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi,
sekalipun ia tahu betul bahwa itu akan sangat memalukan.”
“Orang jujur seperti inilah yang aku butuhkan untuk melanjutkan cita-citaku untuk membangun kerajaan ini …”
Jumat, 29 Mei 2015
Kejujuran Akan Membentukmu Menjadi Profesional Dalam Pekerjaan
Published :
5/29/2015 11:56:00 AM
Author :
Unknown
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Follow Us
Mengenai Saya..
Nama | : | Eva Nurdiana (care) |
Alamat | : | Jln. Laksada Adi Sucipto Km 6.3 Sleman Yogyakarta () |
Pekerjaan | : | Mahasiswi Kebidanan. |
Universitas | : | Respati Yogyakarta |
No. HP. | : | - |
Asal | : | Sragen Jawa Tengah |
Archive
-
▼
2015
(46)
-
▼
Mei
(11)
- CARA Menurunkan Demam tinngi dan ringan Bidanku.com
- Menejemen Nyeri Kebidanan
- Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Di...
- KEHAMILAN MengatasiKeluhan Keluhan Yang Terjadi
- Pentingkah Senam Hamil ? Apa Manfaat Senam Hamil ?
- Pentingnya Merencanakan Kehamilan Yang Sehat
- Profesionalisme Bidan
- AKU BISA ,AKU PASTI BISA
- Kejujuran Akan Membentukmu Menjadi Profesional Dal...
- Pola hidup yang SEHAT Dengan Daya Tahan Tubuh yang...
- Informasi Mengenai Alat Kontrasepsi
-
▼
Mei
(11)
0 komentar:
Posting Komentar