Night Diamond - Link Select 2

Senin, 13 April 2015

AKU BANGGA MENJADI BIDAN

Pekerjaan Apakah yang Paling Mulia?



Bismilahirahmanirrahim
Assalamualaikum :) 

Sebagian orang banyak yang membicarakan tentang ini, sesekali menjadi sebuah pembahasan di suatu obrolan juga. Ada juga yang menjadi referensi ketika akan melanjutkan kuliah atau untuk mencari pekerjaan.

Sering sekali saya mendengar ucapan ini “Wah, hebat yaa jadi bidan, pekerjaan yang mulia sekali, pahala nya Insya Allah banyak”. Tidak hanya satu atau beberapa orang lho yaa tapi banyak terlebih pasien-pasien saya, aamiin. Selain bidan, beberapa profesi yang dianggap mulia dan berpahala mungkin salah satunya dibidang kesehatan dokter? Perawat? Atau yang lain, polisi? Guru? Mungkinkah? Apa karena mereka adalah orang-orang yang terlibat langgsung dengan kliennya? Lalu bila pekerjaan yang mulia hanya orang-orang yang terlibat langsung dengan masyarakat, bagaimana dengan petugas administrasi, office boy, pekerja kantoran, pegawai pabrik, petani, nelayan, dan yang lainnya?

Yaapp, mungkin memang ada benarnya pekerjaan yang mulia dan banyak pahalanya adalah menjadi seorang dokter, bidan atau perawat. Sebagai seorang bidan saya akan membahas sedikit tentang pekerjaan saya ya J. Kata orang jadi bidan itu hebat, terlebih kalau bidannya belum pernah hamil ataupun melahirkan, hehhe. Sepintas dari pekerjaannya, sebagai bidan desa (saya pernah prektek sebagai bidan desa ketika kuliah)  harus siap 24 jam. Pagi hari bekerja di Puskesmas untuk melayani masyarakat, baik itu periksa hamil, posyandu, posbindu, penyuluhan-penyuluhan antar desa dan lain lain. Siang hari hingga pagi lagi dirumah, tapi harus siap 24 jam untuk melayani masyarakat lagi karena dirumah buka praktek. Dari siang sampai pagi laginya tuh harus siap kalau ada yang melahirkan, harus siap dipanggil kerumah kapanpun dimanapun dalam keadaan bagaimanapun (lebay yah, hehhe) memang begitu kok, bahkan saya pernah ngalamin nolong persalinan di rumah pasien dalam keadaan yang kurang layak (sekarang sejak ada program Jampersal, ibu yang akan bersalin tidak boleh melahirkan dirumah tetapi harus dirumah praktik bidan). Kalau semaleman udah melek nolongin pasien, terus paginya libur? Engga. Pagi hari yaa tetep kerja lagi untuk masyarakat di Puskesmas, bahkan bila saat jam kerja ada yang melahirkan bidan harus siap juga.

Selain itu, karena memang tugas utamanya untuk melayani masyarakat khususnya kesehatan ibu dan bayi, bidan pasti banyak banget menghadapi karakter orang-orang yang berbeda setiap harinya, itulah yang menuntut bidan harus selalu sabar dan ramah. Belum lagi, kasus-kasus selama kehamilan, persalinan dan nifas yang ga selamanya normal, banyak sekali masalah yang ditemui, dari perdarahan, infeksi, kejang, bayi yang tidak menangis ketika lahir dan lain-lain. Itulah mungkin yang membuat banyaknya anggapan bahwa seorang bidan itu mulia.

Itu kata orang, padahal menurutku tidak ! lho, kenapa?
Ga hanya jadi bidan, dokter pun yang katanya mulia bisa menyembuhkan orang juga belum tentu merupakan pekerjaan yang mulia.

Kenapa? Tanpa perlu jawaban  karena jawabannya ada di dalam hati kita masing-masing.
Sebenarnya suatu pekerjaan itu pada intinya hanya ada dua “Karena Allah” dan “Ikhlas”. Kalau kedua komponen itu ada dalam diri kita tanpa memandang jenis profesi Insya Allah itulah semulia mulianya pekerjaan dan pahala akan terus mengalir. Bagaimana jika hanya satu komponen? Hanya ikhlas saja bukan karena Allah atau bekerjanya karena Allah tanpa ada keikhlasan? jika salah satu komponen sudah ada, biasanya komponen keduanya juga pasti ada. Jika dia bekerja hanya karena Allah sudah pasti dalam hatinya ada keikhlasan, begitu pula seseorang yang bekerja dengan keikhlasan pastinya orang-orang yang ikhlas dalam hantinya senantiasa hanya untuk Allah, yaa dua-duanya selalu beriringan, bagaimana dengan yang non muslim? Tentunya bekerja untuk mengharap ridha Tuhannya :)

Seorang dokter yang dengan ilmunya bisa banyak bermanfaat bagi orang lain, bisa mendapatkan pahala dari itu, tapi ia judes, berlaku semena-mena, sombong, hanya mengharapkan uang, banyak menyakiti hati pasiennya, lalu dari mana ia mendapatkan pahalanya? Yang ada hanya menambah catatan malaikat Atid.

Begitupula seorang bidan, yang dengan pekerjaan super 24 jamnya, jika dia tidak bekerja karena Allah dan tidak adanya keikhlasan dalam bekerja pahala mana yang akan ia ambil? Selalu mengeluh, justru dengan keluhannya itu akan mengurangi nikmat pahala yang seharusnya diambilnya.

Pekerjaan seorang dokter, seorang bidan yang seperti diatas tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan seorang petugas kebersihan di suatu kantor. Seseorang dengan pekerjaannya, yang walaupun hanya membersihkan kantor setiap hari, gaji kecil, kadang dilecehkan, tidak suka mengeluh, selalu tersenyum, tapi ikhlas dan yang ia harapkan hanya keridhaan Rabb nya itu jauh lebih mulia dari pekerjaan manapun.

Begitupun dengan profesi yang lain, seorang guru yang selalu ikhlas dan bahagia mengajar anak didiknya, polisi yang ikhlas mengayomi dan membantu masyarakat, pegawai bank yang melayani semua nasabahnya dengan penuh senyum keikhlasan, pegawai administrasi dan pegawai pabrik yang dengan pekerjaannya walapun tidak langsung berhadapan dengan klien tapi dengan pekerjaannya itu banyak memberikan manfaat bagi masyarakat luas yang senatiasa ikhlas dengan pekerjaannya, dan masih banyak lagi baik yang bekerja di pelayanan ataupun tidak, Insya Allah pekerjaan pekerjaan itulah yang sangat mulia dan menambah catatan-catatan pahala kita, aamiin YRA

Sudah jelas kan sekarang, pekerjaan yang mulia itu bukan dilihat dari ‘apa profesinya’ tetapi ‘bagaimana kita mengerjakannya’. Yang terpenting selalu ikhlas dan hanya mengaharap keridhaan-Nya, selelah apapun kita bekerja, berapapun kita dibayar, jangan mengeluh, kalau ikhlas Insya Allah semuanya akan terasa nikmat, lelahnya ilang, pahala mengalir dan senyum selalu terkembang. Berbeda dengan yang mengeluh, pekerjaan malah semakin berat, emosi kadang labil, apalagi pahala yang seharusnya kita ambil malah hilang. Tetap semangaaatt, Do the best all the time  yaa shalihat :)

0 komentar:

Posting Komentar

[ Get Widget ]
[ Get Widget ]